Terungkap!! Berikut Beberapa Hal yang Menyebabkan Telinga Jadi Tuli
Anda sering berada di tempat yang bising/berisik? Jika iya, anda harus waspada. Karena orang yang sering berada di tempat yang bising beresiko lebih besar mengalami gangguan pendengaran. Ketulian karena bisisng atau dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan noise-induced hearing loss (NIHL) merupakan gangguan pendengaran yang bisa dialami oleh siapa saja. Sifatnya bisa sementara ataupun permanen.
"Kalau tuli sementara ya setelah beberapa waktu nanti pendengarannya akan kembali. Tapi kalau tuli permanen, pendengarannya tidak kembali dan harus menggunakan alat bantu dengar," tutur dr Soekiman Soekin, SpTHT-KL, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Telinga, Hidung, Tenggorokan dan Bedah Kepala Leher Indonesia (Perhati-KL).
Menurut beliau orang yang menggunakan headphone, bekerja di pabrik dan menonton konser musik merupakan faktor resiko utama terjadinya ketulian karena bising. Berikut adalah beberapa penyebab tak terduga seseorang bisa menjadi tuli karena bising.
1. Petasan dan Kembang Api
Tak sedikit orang yang suka bermain petasan dan kembang api. Apalagi jika ada hari-hari tertentu yang suasananya sangat mendukung untuk memainkan petasan dan kembang api, seperti Hari Raya Idul Fitri, malam tahun baru, dll.
Sangat dianjurkan untuk tidak terlalu dekat dengan petasan dan kembang api, Selain untuk menghindari resiko terkena luka bakar, petasan dan kembang api juga memiliki suara yang cukup kencang, hingga mencapai 150 desibel. Hal ini bisa mengganggu pendengaran anda bahkan bisa menyebabkan ketulian sementara.
2. Balon yang Meletus
Peneliti dari University of Alberta di Kanada telah melakukan penelitian untuk mengukur bunyi yang dihasilkan dari ledakan balon. Peneliti tersebut melakukan penelitian dengan tiga cara yang berbeda. Meletuskan balon dengan jarum, meniup balon hingga pecah, dan menekan balon hingga pecah.
Peneliti tersebut melakukan penelitiannya dengan menggunakan pelindung telinga, mikrofon bertekanan tinggi serta preamplifier. Hasilnya, suara ledakan yang terjadi dengan meniupkan balon hingga pecah hampir mencapai 168 desibel, itu berarti 4 desibel lebih keras jika dibandingkan dengan senapan. Jadi, jika anda sedang meniup balon pakailan pelindung telinga agar telinga aman dari gangguan pendengaran.
3. Tinggal dekat Bandara
Untuk yang poin ketiga ini pasti anda sudah tidak heran mengapa bisa menjadi penyebab telinga mengalami tuli. Tinggal dekat dengan bandar udara membuat seseorang sering mendapat pajanan bising yang kuat. Berdasarkan data yang diperoleh, suara mesin jet pesawat bisa menimbulkan bising hingga mencapai 130 desibel.
Itulah mengapa orang yang berprofesi sebagai ground handling di bandar udara selalu memakai earmuff.
Baca juga : Hobi yang bisa mencerdaskan otak
4. Arena Bermain Anak
Tempat bermain anak atau biasa disebut dengan arcade memiliki banyak sekali jenis permainan, mulai dari tembak-tembakan hingga balapan mobil/motor. Suara yang dihasilkan dari alat permainan ini sangat keras, mencapai 90 desibel.
Sedangkan batas aman pajanan bising ke telinga adalah 80 desibel. Oleh karena itu, disarankan menggunakan earmuff pada anak ketika mereka sedang bermain game disana. Dan anda juga harus bisa membatasi waktu bermain anak, yakni tidak boleh lebih dari 30 menit untuk mengurangi resiko terjadinya telinga tuli.
Berkaitan dengan resiko tuli yang dialami anak, dr Damayanti Soetjipto SpTHT-KL(K), Ketua Komisi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Komnas PGPKT), mengatakan bahwa gangguan pendengaran dan ketulian karena suara bising bisa terjadi pada siapa saja tanpa melihat usia. Namun ada alasan tertentu mengapa anak-anak dan remaja memiliki resiko paling tinggi.
"Sekarang kan generasi iPod, Kemana-mana selalu pakai headset atau earphone untuk dengarkan musik. Sampai kita yang di dekatnya saja kadang mendengar suara musiknya, tandanya itu kan volume suaranya keras sekali," ucap dr Drama kepada wartawan.
Dijelaskan oleh dr Dama, anak-anak beresiko tinggi mengalami tuli karena bising setelah pengamatan yang pernah dilakukan oleh Komnas PGPKT. Pengamatan tersebut dilakukan di 16 kota besar di arena permainan dan tempat hiburan anak.
Hasil dari pengamatan menunjukkan rata-rata kebisingan yang terjadi di arena permainan dan tempat hiburan anak bisa mencapai angka 97-100 desibel. Padahal batas aman desibel adalah di bawah 80 desibel.
"Di arena permainan suaranya keras sekali karena ada berbagai macam permainan tembak-tembakan, dance, balapan dan lain-lain. Ini membuat anak-anak terancam mengalami ketulian sejak dini main di situ lebih dari 30 menit," ungkap dr Dama.
Selain itu, bengkel pelatihan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga memiliki resiko tinggi. Data Komnas PGPKT menunjukkan kebisingan yang ditimbulkan bisa mencapai lebih dari 100 desibel. Tetapi perhatian kepada masalah ini cenderung rendah. Hal itu dibuktikan dengan fakta di lapangan bahwa tingkat penggunaan earmuff atau peredam suara di telinga masih sangat rendah.
Jadi, jika ada anak anda yang bersekolah di SMK (khusunya yang sering berada di bengkel pelatihan) belikan mereka sebuah earmuff atau pelindung telinga. Agar anak anda terhindar dari resiko mengalami gangguan pendengaran (tuli).
incoming search :
- penyebab telinga menjadi tuli
- faktor terjadinya tuli
- remaja beresiko mengalami tuli
- usia yang beresiko mengalami tuli
- gangguan pendengaran
- penyebab orang mengalami gangguan pendengaran
- faktor terjadinya gangguan pendengaran
0 comments:
Post a Comment